Metamorfosa Wayang

Kisah hidup para legenda ada di dalam cerita wayang. Sarat filosofi dan petuah, wayang adalah bayangan kehidupan manusia. Hal ini membuat seni kuno tersebut seperti magnet bagi pecintanya.

Dan tanah Jawa menjadi habitat alamiah wayang klasik meski sastra India kerap pula mewarnai. Tapi tak bisa dipungkiri tradisi wayang terikat dengan sendi kehidupan sebagian besar masyarakat Jawa.

Karakter tokoh menjadi hidup ditangan dalang. Cerita yang dibawakan menggiring suasana menjadi khidmat. Dua sisi yang selalu kerap muncul dalam kisah pewayangan, menguak watak benar dan salah, baik dan jahat, juga cantik dan buruk rupa.

Wayang juga kental balutan mitos dan Hinduisme dengan mengadaptasi tema dari epos besar Ramayana, Mahabarata atau Punakawan. Misalnya. Dalang menampilkan cerita klasik Mahabarata yang sarat peristiwa diluar akal sehat manusia.

Memainkan sesuai pakem wayang klasik selama delapan jam, bukanlah masalah besar bagi dia. Sebab tak boleh ada kata tak selesai dalam pementasan.

Para sejarawan memperkirakan keberadaan wayang tercium sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Ketika itu sebagian besar masyarakat masih memuja keagungan leluhur.

Pada mulanya adalah wayang beber yang sama sekali tak bergerak. Ini karya orisinal tanah Jawa. Tapi wayang berubah mengikuti zaman. Di sejumlah daerah di Indonesia pun muncul karakter wayang dengan ciri yang khas.

Wayang kulit terbuat dari kulit kerbau. Tak hanya dari kulit wayang juga terbuat dari kayu, seperti golek yang terukir dari hasil pahatan. Wayang telah menjelma menjadi akar hiburan rakyat. Cerimin seni kaum pinggiran yang menyebar untuk semua orang.

Bagong Subarjo, pedalang dari Yogyakarta. Penggiat wayang kartun ini sebagai bentuk cintanya kepada anak-anak. Awalnya Bagong menjalani hidup sebagai pelukis. Lalu idenya lahir untuk mengkartunkan karakter dan tokoh wayang.

Bagong memulai kisah pembuatan wayang kartun sejak 24 tahun silam. Ia tak mengubah tokoh dan karakter wayang klasik. Bagong hanya membumbui pernak-pernik agar muncul kejenakaan.

Hanya bermodalkan cat air ia berkreasi. Pembuatan memakan waktu sekitar dua pekan. Untuk membuat wayang kartun butuh biaya sekitar Rp 150 ribu.

Prosesi wayang membutuhkan ritual khusus sebagai pembuka. Tarian Ruwat Sentolo pun dihaturkan. Bagong dengan wayang kartunya mendobrak kekakuan wayang, mengubah kekauan menjadi luwes dan memudahkan adaptasi dengan seni lain.

Bagong mencoba mengulik kisah keseharian masayarakat dengan memainkan lakon Durmogati Ngelindur. Cerita di Astina, negeri para Pandawa hidup.

Liar dan bebas, Bagong seperti menunjukkan cara berontak yang kreatif. Lewat pagelaran wayang kartun Bagong ingin bicara hidup yang ruwet dengan jenaka.
Radio Kurnia FM Trenggalek Selain Radio Kami Juga melayani Jasa Dokumentasi Video Shooting berbagai macam acara, kami juga melayani Live Streaming Di Channel Youtube, Kunjungi Youtube Kami "KURNIA FM'' dan KURNIA PRODUCTION

Belum ada Komentar untuk "Metamorfosa Wayang"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel