Ibadah Kurban

Ibadah Kurban

Oleh: IHSAN FAISAL, M.Ag.
 

ADA dua peristiwa penting yang secara serempak dilakukan umat Islam di dunia bertepatan dengan Hari Raya Iduladha. Pertama, pelaksanaan ibadah haji di Makkatul Mukarramah yang tengah dilakukan saudara-saudara kita. Kedua, ibadah kurban yang insya Allah kita pun ikut melaksanakannya.

Dalam pengertian bahasa, "kurban" berasal dari kata: qarraba-yuqarribu-taqriiban yang artinya mendekatkan. Menurut istilah, kurban bermakna melakukan sembelihan hewan kurban yang dilakukan pada momen Iduladha. Baik hari nahr tanggal 10 Zulhijah ataupun hari tasyrik tanggal 11-13 Zulhijah.

Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah ritual dan sekaligus berdampak sosial yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Alkisah, putra-putra Nabi Adam AS diuji amal pengurbanannya dengan dua hasil kurban yang berbeda; Habil yang sukses dengan pengurbanan maksimalnya karena didasari niat ikhlas karena Allah, sedangkan Qabil tidak diterima Allah hanya karena pengurbanannya asal-asalan (tidak maksimal). Hal tersebut digambarkan Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah ayat 27;

"Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam (Habil & Qabil), ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka (qurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Ia (Qabil) berkata, 'sungguh, aku pasti membunuhmu!'. Dia (Habil) berkata 'sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertaqwa'".

Bukti historis yang kedua ditampilkan sosok Nabi Ibrahim AS dengan nilai makna hakiki yang sama dari pengurbanan, yaitu ujian dari Allah SWT. Ketika itu Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih putra yang dinantikannya sekaligus disayanginya, yaitu Ismail AS hanya melalui mimpi belaka. Dengan ketaatan mutlak sang Khalilullah Ibrahim dan kesalehan anaknya Ismail, perintah yang sangat berat itu mereka laksanakan dengan penuh ketaatan tanpa berpikir panjang. Tapi Allah SWT sungguh adil, Dia menggantikan sosok Ismail yang akan dikurbankan dengan seekor domba (qibasy) yang besar.

Pertama, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ibadah kurban yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan kurban pada hakikatnya adalah bentuk ekspresi keimanan dan ketakwaan atas perintah Allah SWT. Pengamalan kurban ini bersifat ta'abbudi dan harus sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya. Memang secara fisik yang disembelih adalah hewan kurbannya, tetapi hakikat yang sampai pada-Nya adalah bentuk ketakwaan.

Hikmah yang kedua adalah rasa syukur nikmat kepada Allah SWT. Ibadah kurban yang dilakukan kaum muslimin pada hakikatnya adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Mengapa demikian? Allah SWT telah menginstruksikan kepada manusia khususnya orang Islam untuk mengungkapkan rasa syukur nikmatnya dengan istilah Tahadduts bin ni'mah.

Hikmah yang ketiga adalah kurban sebagai ungkapan simpati/empati dengan sesama manusia. Ibadah kurban yang dilakukan kaum muslimin mempunyai dua dimensi pokok, yaitu dimensi vertikal atau hubungan dengan Allah SWT sebagai landasan iman dan takwa, serta dimensi horizontal atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.

Tiga poin penting yang telah disampaikan di atas, tentang makna dan hikmah Idul Qurban, merupakan benang merah yang tidak boleh putus sebagai satu rangkaian dan pola relasi dari ritual transendental yang diwujudkan dalam bentuk aktualisasi amal saleh yang bermanfaat untuk sesama.
Radio Kurnia FM Trenggalek Selain Radio Kami Juga melayani Jasa Dokumentasi Video Shooting berbagai macam acara, kami juga melayani Live Streaming Di Channel Youtube, Kunjungi Youtube Kami "KURNIA FM'' dan KURNIA PRODUCTION

Belum ada Komentar untuk "Ibadah Kurban"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel