Kenaikan BBM, Siapa Setuju Siapa Tidak
30 Mar 2012 Tulis Komentar
Anggota DPR dari Partai Golkar setelah selesai melakukan konsolidasi internal memasuki ruangan rapat paripurna dengan kompak menyanyikan lagu 'Tolak-tolak BBM, tolak BBM sekarang juga'.
Ketua Komisi XI dari Fraksi Golkar, Harry Azhar Azis, mengatakan Partai Golkar tetap pada pendiriannya untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Kita tetap berpegang pada ketua umum Golkar, tidak ada kenaikan harga BBM," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat malam, 30 Maret 2012.
Partai Golkar, kata Harry, memutuskan untuk menyerahkan keputusan untuk menaikkan harga BBM kepada pemerintah dengan catatan apabila ICP sudah berada pada plus minus 15 persen dari US$90 per barel dengan jangka waktu enam bulan.
"Kita berpegang pada posisi bahwa harga BBM itu nggak boleh naik saat ini, itu sikap resmi partai Golkar," ujarnya.
Dia memprediksi harga minyak dunia akan menurun pada beberapa waktu mendatang sehingga usulan penolakan untuk menaikkan harga BBM itu sudah tepat. Saat ini, lanjut Harry, harga ICP berada pada kisaran US$113 per barel.
"Jadi kalau 15 persen itu sekitar US$123 per barel, Itu risiko (porsi APBN berubah)," tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengatakan permasalahan kenaikan harga BBM dan APBN adalah masalah rakyat. "Jangan dipolitisir," ujarnya.
Puan menegaskan, PDI Perjuangan akan mengawal kebijakan yang diambil oleh pemerintah agar tidak membebani rakyat. Menurutnya, penolakan PDI Perjuangan itu sudah melalui berbagai pertimbangan yang matang.
"Argumentasi itu berdasarkan data dan survei yang dilakukan, fiskal hari ini cukup untuk tidak menaikkan harga BBM," tegasnya.
Sementara itu Partai Demokrat berubah pandangan dengan pemerintah boleh menaikkan harga BBM saat harga minyak mentah Indonesia (ICP) sudah melambung hingga 15 persen dari asumsi ICP APBN-P, sebesar US$105.
Fraksi PAN juga mengubah opsi menjadi 15 persen di atas ICP, dan menolak untuk menaikkan harga BBM per 1 April.
Ketua Komisi XI dari Fraksi Golkar, Harry Azhar Azis, mengatakan Partai Golkar tetap pada pendiriannya untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Kita tetap berpegang pada ketua umum Golkar, tidak ada kenaikan harga BBM," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat malam, 30 Maret 2012.
Partai Golkar, kata Harry, memutuskan untuk menyerahkan keputusan untuk menaikkan harga BBM kepada pemerintah dengan catatan apabila ICP sudah berada pada plus minus 15 persen dari US$90 per barel dengan jangka waktu enam bulan.
"Kita berpegang pada posisi bahwa harga BBM itu nggak boleh naik saat ini, itu sikap resmi partai Golkar," ujarnya.
Dia memprediksi harga minyak dunia akan menurun pada beberapa waktu mendatang sehingga usulan penolakan untuk menaikkan harga BBM itu sudah tepat. Saat ini, lanjut Harry, harga ICP berada pada kisaran US$113 per barel.
"Jadi kalau 15 persen itu sekitar US$123 per barel, Itu risiko (porsi APBN berubah)," tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengatakan permasalahan kenaikan harga BBM dan APBN adalah masalah rakyat. "Jangan dipolitisir," ujarnya.
Puan menegaskan, PDI Perjuangan akan mengawal kebijakan yang diambil oleh pemerintah agar tidak membebani rakyat. Menurutnya, penolakan PDI Perjuangan itu sudah melalui berbagai pertimbangan yang matang.
"Argumentasi itu berdasarkan data dan survei yang dilakukan, fiskal hari ini cukup untuk tidak menaikkan harga BBM," tegasnya.
Sementara itu Partai Demokrat berubah pandangan dengan pemerintah boleh menaikkan harga BBM saat harga minyak mentah Indonesia (ICP) sudah melambung hingga 15 persen dari asumsi ICP APBN-P, sebesar US$105.
Fraksi PAN juga mengubah opsi menjadi 15 persen di atas ICP, dan menolak untuk menaikkan harga BBM per 1 April.
Belum ada Komentar untuk "Kenaikan BBM, Siapa Setuju Siapa Tidak"
Posting Komentar