Siapa Rakyat Kecil
5 Agu 2011 Tulis Komentar
Istilah rakyat kecil merupakan istilah yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, baik dari pejabat tertinggi kita hingga warga miskin papa. Istilah ini juga sering didengang-dengungkan di media massa dan menjadi istilah andalan ketika terdapat berita-berita seperti penggusuran, kenaikan harga BBM, maupun hal-hal yang dirasakan merugikan warga. “Kecil” memang merupakan kata yang sifatnya condong ke arah negatif, kebalikannya adalah “besar” yang sifatnya lebih cenderung positif.
Pada musim kampanye, tidak ada calon pejabat yang tidak menggunakan istilah itu dalam pidato kampanyenya untuk mengekspresikan semangat membela tanah air, bangsa negara, dan warga masyarakat. Slogan-slogan pun bermunculan yang mengagung-agungkan para calon pejabat tersebut bak pahlawan yang membela korban perampokan, seperti “Pembela Wong Cilik”; “wong cilik” merupakan bahasa Jawa dari istilah rakyat kecil.
Warga masyarakat pun tak henti-hentinya melabelkan dirinya dengan istilah suci itu. “Pak, tolong perhatikan nasib kami, nasib rakyat kecil” adalah kalimat yang biasa diutarakan ketika suatu kelompok masyarakat yang dirugikan atas suatu kebijakan, biasanya kelompok masyarakat itu adalah kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kadang-kadang, atau bahkan sering, orang mengemis-ngemis kepada orang lain dengan embel-embel “rakyat kecil’.
Begitu susahnya hidup di negeri ini sampai-sampai warganya gemar dianggap kecil. Bukankah semua orang yang mengaku rakyat Indonesia, baik dari kalangan pejabat maupun pengangguran, adalah BESAR? Bukankah bangsa kita adalah bangsa yang BESAR? Besar dalam artian semangat dan harga diri. Harga diri yang besar tidak hanya ada pada pejabat dan orang kaya, akan tetapi semuanya.
Namun, pada mereka yang dengan ikhlas memberi label pada diri mereka ‘kecil’ maka akan terus ‘kecil’ pula harga dirinya. Mereka menganggap mereka lebih kecil daripada mereka yang duduk di kursi pemerintahan, hanya karena perbedaan jabatan! Dimana pikiran mereka terus dibina dengan doktrin “kamu orang ‘cilik’, kamu orang kecil, kamu tidak bisa apa-apa, kamu harus tunduk”. Alhasil, tumbuh suburlah harga diri yang kecil dan akan terus mengecil hingga kesadaran akan kebesaran harga diri tumbuh.
Apapun golongannya, apapun jabatannya, berapapun penghasilnnya, tiap-tiap individu yang mengaku sebagai rakyat Indonesia adalah rakyat besar! bukan rakyat kecil..
Pada musim kampanye, tidak ada calon pejabat yang tidak menggunakan istilah itu dalam pidato kampanyenya untuk mengekspresikan semangat membela tanah air, bangsa negara, dan warga masyarakat. Slogan-slogan pun bermunculan yang mengagung-agungkan para calon pejabat tersebut bak pahlawan yang membela korban perampokan, seperti “Pembela Wong Cilik”; “wong cilik” merupakan bahasa Jawa dari istilah rakyat kecil.
Warga masyarakat pun tak henti-hentinya melabelkan dirinya dengan istilah suci itu. “Pak, tolong perhatikan nasib kami, nasib rakyat kecil” adalah kalimat yang biasa diutarakan ketika suatu kelompok masyarakat yang dirugikan atas suatu kebijakan, biasanya kelompok masyarakat itu adalah kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kadang-kadang, atau bahkan sering, orang mengemis-ngemis kepada orang lain dengan embel-embel “rakyat kecil’.
Begitu susahnya hidup di negeri ini sampai-sampai warganya gemar dianggap kecil. Bukankah semua orang yang mengaku rakyat Indonesia, baik dari kalangan pejabat maupun pengangguran, adalah BESAR? Bukankah bangsa kita adalah bangsa yang BESAR? Besar dalam artian semangat dan harga diri. Harga diri yang besar tidak hanya ada pada pejabat dan orang kaya, akan tetapi semuanya.
Namun, pada mereka yang dengan ikhlas memberi label pada diri mereka ‘kecil’ maka akan terus ‘kecil’ pula harga dirinya. Mereka menganggap mereka lebih kecil daripada mereka yang duduk di kursi pemerintahan, hanya karena perbedaan jabatan! Dimana pikiran mereka terus dibina dengan doktrin “kamu orang ‘cilik’, kamu orang kecil, kamu tidak bisa apa-apa, kamu harus tunduk”. Alhasil, tumbuh suburlah harga diri yang kecil dan akan terus mengecil hingga kesadaran akan kebesaran harga diri tumbuh.
Apapun golongannya, apapun jabatannya, berapapun penghasilnnya, tiap-tiap individu yang mengaku sebagai rakyat Indonesia adalah rakyat besar! bukan rakyat kecil..
Belum ada Komentar untuk "Siapa Rakyat Kecil"
Posting Komentar