Gus Dur Gemar Wayang dan Beethoven
20 Agu 2011 Tulis Komentar
Belasan kaset wayang dan beberapa compact disc (CD) musik klasik, di antaranya karya Beethoven, tertumpuk di atas meja kerja almarhum Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Di meja itu pula terdapat peci dan tasbih warna coklat yang biasa dipakai Gus Dur semasa hidup. Meja dengan panjang sekitar dua meter itu dikelilingi satu kursi besar yang biasa diduduki Gus Dur dan dua kursi yang lebih kecil untuk tamu. Tepat di samping kursi milik Gus Dur yang bisa untuk memijat itu ditaruh satu lagi kursi kecil.
"Kursi itu untuk taruh walkman atau CD player. Nah, Gus Dur terus duduk di kursi ini sambil dengerin lagu," kata Allisa Wahid, salah satu putri Gus Dur, ketika acara peresmian Pojok Gus Dur, Minggu (7/8/2011).
Kini, ruang kerja Gus Dur di lantai dasar Gedung PBNU itu dialihfungsikan sebagai pusat informasi dan dokumentasi mengenai Gus Dur dengan nama Pojok Gus Dur. Peresmian itu dilakukan tepat pada hari lahir Gus Dur, 71 tahun silam.
Tak banyak hiasan dinding di dalam ruang kerja mantan Presiden Republik Indonesia tersebut. Satu lukisan besar ketika Gus Dur menjabat Presiden ke-4 RI dan karikatur terpasang di dinding. Semua lemari yang pernah dipakai Gus Dur juga dibiarkan di sana.
Publik juga dapat melihat kamar mandi pribadi Gus Dur yang juga tak diubah. "Enggak banyak berubah ruangan ini. Dulu di sini numpuk buku-buku koleksi Bapak. Itu sudah kami pindahkan ke ruang samping," cerita Alisa.
Inayah Wahid, putri bungsu Gus Dur, mengatakan, di ruangan itu Gus Dur biasa menerima siapa pun tamu dan untuk kepentingan apa pun. "Sudut itu mungkin kecil, tapi memberi banyak manfaat, bukan hanya untuk NU, tapi bangsa Indonesia," ucap dia.
Sumber: kompas.com
Di meja itu pula terdapat peci dan tasbih warna coklat yang biasa dipakai Gus Dur semasa hidup. Meja dengan panjang sekitar dua meter itu dikelilingi satu kursi besar yang biasa diduduki Gus Dur dan dua kursi yang lebih kecil untuk tamu. Tepat di samping kursi milik Gus Dur yang bisa untuk memijat itu ditaruh satu lagi kursi kecil.
"Kursi itu untuk taruh walkman atau CD player. Nah, Gus Dur terus duduk di kursi ini sambil dengerin lagu," kata Allisa Wahid, salah satu putri Gus Dur, ketika acara peresmian Pojok Gus Dur, Minggu (7/8/2011).
Kini, ruang kerja Gus Dur di lantai dasar Gedung PBNU itu dialihfungsikan sebagai pusat informasi dan dokumentasi mengenai Gus Dur dengan nama Pojok Gus Dur. Peresmian itu dilakukan tepat pada hari lahir Gus Dur, 71 tahun silam.
Tak banyak hiasan dinding di dalam ruang kerja mantan Presiden Republik Indonesia tersebut. Satu lukisan besar ketika Gus Dur menjabat Presiden ke-4 RI dan karikatur terpasang di dinding. Semua lemari yang pernah dipakai Gus Dur juga dibiarkan di sana.
Publik juga dapat melihat kamar mandi pribadi Gus Dur yang juga tak diubah. "Enggak banyak berubah ruangan ini. Dulu di sini numpuk buku-buku koleksi Bapak. Itu sudah kami pindahkan ke ruang samping," cerita Alisa.
Inayah Wahid, putri bungsu Gus Dur, mengatakan, di ruangan itu Gus Dur biasa menerima siapa pun tamu dan untuk kepentingan apa pun. "Sudut itu mungkin kecil, tapi memberi banyak manfaat, bukan hanya untuk NU, tapi bangsa Indonesia," ucap dia.
Sumber: kompas.com
SEO Tools by MessageForce
Belum ada Komentar untuk "Gus Dur Gemar Wayang dan Beethoven"
Posting Komentar