Dangdut dan dakwah


Image

BUKAN Rhoma Irama, kalau berdakwah  tanpa lagu. Sudah maklum bagi publik sejak berpuluh-puluh tahun lalu, bahwa Bang Haji memang menggunakan seni dangdut untuk media dakwahnya. Termasuk, ketika ia mengisi ceramah pada acara halal bihalal di Sayung, Kabupaten Demak, Rabu (29/9) kemarin. Si Raja Dangdut beberapa kali melantunkan tembang-tembang hits-nya yang sudah tidak asing lagi di telinga para hadirin, di sela-sela materi ceramahnya. Tentu, petikan lagu-lagu itu bermuatan pesan rohaniah, yaitu syair dalam lagu dangdut yang dilantunkan adalah syair yang berkaitan pesan-pesan religi.
Saat itu Bang Haji didatangkan untuk memberikan tausiyah pada acara halal bihalal dan walimatussafar yang digelar Keluarga Munthohar di Desa Bulusari, Kecamatan Sayung, Demak.  Bagi masyarakat Demak, nama pedangdut gaek ini memang demikian populer, termasuk lagu-lagunya yang menjadi hits pada tahun 70-an, 80-an, hingga lagu-lagu baru Rhoma Irama masa kini. Hadir pada acara yang dipadati ribuan warga Sayung dan sekitarnya itu, Bupati Demak Tafta Zani didampingi Camat Sayung Arief Sudaryanto, sejumlah alim ulama, serta KH Abdul Khodir dari Semarang sebagai pembaca doa.
Makna lagu
Petikan lagu yang dilantukan di sela-sela ceramah, di antaranya Menunggumu. Bagi Rhoma, syair dalam lagu-lagu dangdut bukan semata-mata berarti tentang percintaan atau pujaan kepada pemuda atau gadis yang menjadi kekasihnya, tetapi juga bisa diartikan pujaan kepada Allah.  Pada suatu kesempatan lain, pedakwah yang pernah sukses dengan film musikal di antaranya Satria Bergitar serta Nada dan Dakwah, pernah melantunkan petikan lagu, ”Bila kamu di sisiku, hati rasa syahdu..”. Bagi publik, mungkin syair itu diartikan sebagai pujaan kepada sang kekasih.
Tetapi menurut Bang Haji, bisa juga ditujukan kepada Allah, bahwa bila Allah berada di dekat kita, maka hati kita merasa tenang, syahdu. Sebaliknya, bila merasa jauh dari Allah, maka haitnya akan gundah.  Demikian juga syair dalam petikan lagu Menunggumu yang dilantunkan kemarin, bermuatan religius yaitu keinginan seorang hamba untuk menunggu kesempatan bisa menjalankan ibadah haji, rukun Islam ke lima, yang menjadi tema dalam ceramahnya tersebut.
”Jika ada orang kaya berkilah tak menjalankan ibadah haji dengan alasan belum mendapatkan panggilan Allaah SWT, berarti orang tersebut ‘tuli’. Karena ketika seorang muslim paham tentang lima rukun Islam, maka dia telah dikenai kewajiban menunaikan ibadah haji pada saat yang bersangkutan mampu secara finansial dan fisik,” kata ayah yang kini telah melahirkan generasi keduanya di blantika dangdut, Ridho Rhoma Irama.
Sambil sesekali menyanyikan tembang-tembang hitnya yang lain, Rhoma Irama menambahkan, dari sumber pembiayaannya, ada empat jenis haji. Yakni haji ‘abidin’ atau asal biaya dinas, haji ‘kosasih’ (ongkos boleh dikasih), haji ‘sobri’ (semua ongkos biaya  sendiri), serta haji ‘husni’ (hasil usaha menyanyi).  ”Saya termasuk golongan yang terakhir, yakni haji ‘husni’. Karena saya berangkat haji dari hasil saya mengumpulkan honor menyanyi. Namun begitu, dari mana pun sumber biayanya, asalkan halal cara mendapatkannya, Insya’allaah hajinya syah dan mabrur,” pungkasnya. (Aley Kurnia)
Radio Kurnia FM Trenggalek Selain Radio Kami Juga melayani Jasa Dokumentasi Video Shooting berbagai macam acara, kami juga melayani Live Streaming Di Channel Youtube, Kunjungi Youtube Kami "KURNIA FM'' dan KURNIA PRODUCTION

Belum ada Komentar untuk "Dangdut dan dakwah"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel