Cinta Bagai Anggur
5 Okt 2010 Tulis Komentar
Buku Cinta Bagai Anggur terdiri dari sebelas bab yang mengulas tentang tashawwuf, cinta, keyakinan, pendidikan sufi, sampai pada masalah godaan dan kepemurahan. Semuanya merupakan topik-topik penting dalam jalan Islam dan tashawwuf, yang akan menjadi pembahasan yang sangat sulit dan membosankan seandainya semua itu diterangkan melalui teori dan definisi.
Melalui lisan Syaikh Muzaffer Ozak, pembahasan itu menjelma menjadi kisah-kisah teladan yang sangat indah dan begitu menyentuh, sehingga siapa pun, bahkan mereka yang baru mulai belajar tentang Islam, akan mampu menangkap seperti apa esensi dari istilah-istilah seperti “pendidikan sufi”, “pengetahuan diri”, “Al-Qur’anul Karim’” dan semacamnya. Seluruh kisah dalam buku ini merupakan tradisi lisan yang terus diriwayatkan turun-temurun dari seorang guru sufi kepada para muridnya, dan telah berlangsung sepanjang ratusan tahun lamanya.
Disalin dari Back Cover:
PADA tahun 1980, Dr. Robert Frager, Ph.D untuk pertama kalinya bertemu dengan Syaikh Muzaffer Ozak, pimpinan Tarekat Halveti-Jerrahi dari Turki. Ia, sebagai pendiri dan direktur Institute of Transpersonal Psychology di California Utara, ketika itu mengundang beliau sebagai pembicara di universitasnya.
Frager dan seluruh mahasiswanya, serta seluruh hadirin, dibuat takjub dan terpaku dengan narasi Sang Syaikh yang terasa begitu intens dan dalam. Bukan pembahasan akademis-teoretik tentang Islam dan tashawwuf yang membuat mereka diam terpaku, melainkan tuangan kisah hikmah yang digunakan Syaikh untuk menjelaskan hakikat-hakikat agama dan kehidupan kepada audiens.
Kata Frager, hidupnya pasti akan berubah seandainya saja ia dapat mengingat semua kisah itu. Sebagai jawaban, Syaikh menatapnya begitu dalam dan berkata padanya dengan penuh kesungguhan: “Anda tidak akan pernah bisa melupakannya.”
Buku ini merupakan kumpulan kisah-kisah Syaikh Muzaffer yang begitu memesona para pendengarnya, selama kunjungan rutinnya ke Amerika. Fragerlah—ia memang tidak bisa lupa dengan kisah-kisah itu—yang kemudian mengompilasinya setelah ia sendiri akhirnya memeluk Islam.
Buku ini bukan hanya ditujukan hanya bagi kaum muslim maupun para peminat tashawwuf. Meski kisahnya mengandung elemen-elemen sufisme, namun hikmah yang dikandungnya sungguh-sungguh indah dan dalam, sehingga menyentuh jati diri kemanusiaan kita.
Pustaka Prabajati mempersembahkan buku ini dengan harapan agar pembaca turut mengalami sendiri intensitas dari narasi Syaikh Muzaffer, dan juga memperoleh hikmah yang—sebagaimana kata beliau pada Robert Frager—“Anda tidak akan pernah bisa melupakannya.”
Melalui lisan Syaikh Muzaffer Ozak, pembahasan itu menjelma menjadi kisah-kisah teladan yang sangat indah dan begitu menyentuh, sehingga siapa pun, bahkan mereka yang baru mulai belajar tentang Islam, akan mampu menangkap seperti apa esensi dari istilah-istilah seperti “pendidikan sufi”, “pengetahuan diri”, “Al-Qur’anul Karim’” dan semacamnya. Seluruh kisah dalam buku ini merupakan tradisi lisan yang terus diriwayatkan turun-temurun dari seorang guru sufi kepada para muridnya, dan telah berlangsung sepanjang ratusan tahun lamanya.
Disalin dari Back Cover:
PADA tahun 1980, Dr. Robert Frager, Ph.D untuk pertama kalinya bertemu dengan Syaikh Muzaffer Ozak, pimpinan Tarekat Halveti-Jerrahi dari Turki. Ia, sebagai pendiri dan direktur Institute of Transpersonal Psychology di California Utara, ketika itu mengundang beliau sebagai pembicara di universitasnya.
Frager dan seluruh mahasiswanya, serta seluruh hadirin, dibuat takjub dan terpaku dengan narasi Sang Syaikh yang terasa begitu intens dan dalam. Bukan pembahasan akademis-teoretik tentang Islam dan tashawwuf yang membuat mereka diam terpaku, melainkan tuangan kisah hikmah yang digunakan Syaikh untuk menjelaskan hakikat-hakikat agama dan kehidupan kepada audiens.
Kata Frager, hidupnya pasti akan berubah seandainya saja ia dapat mengingat semua kisah itu. Sebagai jawaban, Syaikh menatapnya begitu dalam dan berkata padanya dengan penuh kesungguhan: “Anda tidak akan pernah bisa melupakannya.”
Buku ini merupakan kumpulan kisah-kisah Syaikh Muzaffer yang begitu memesona para pendengarnya, selama kunjungan rutinnya ke Amerika. Fragerlah—ia memang tidak bisa lupa dengan kisah-kisah itu—yang kemudian mengompilasinya setelah ia sendiri akhirnya memeluk Islam.
Buku ini bukan hanya ditujukan hanya bagi kaum muslim maupun para peminat tashawwuf. Meski kisahnya mengandung elemen-elemen sufisme, namun hikmah yang dikandungnya sungguh-sungguh indah dan dalam, sehingga menyentuh jati diri kemanusiaan kita.
Pustaka Prabajati mempersembahkan buku ini dengan harapan agar pembaca turut mengalami sendiri intensitas dari narasi Syaikh Muzaffer, dan juga memperoleh hikmah yang—sebagaimana kata beliau pada Robert Frager—“Anda tidak akan pernah bisa melupakannya.”
Belum ada Komentar untuk "Cinta Bagai Anggur"
Posting Komentar